Senin, 19 Maret 2012

MEMAHAMI LAYANG MUSLIMIN MUSLIMAT DAN BUDI DAYA



Untuk memahami kedua tulisan di atas, kita harus berani membuka hati dan pikiran kita. Telah banyak dogma dari lingkungan yang tertanam dalam pikiran kita, pertanyaan yang timbul siapkah pikiran (mind) kita menerima sesuatu yang mungkin berlainan dengan tafsir yang telah ada dalam pikiran kita? Mei Kartawinata menghendaki pikiran kita harus bebas, merdeka menerima apa yang kita terima dari alam semesta ini. Jiwa kita harus merdeka, untuk mencapai ini kelakuan atau tindakan kita setiap saatnya jangan membuat sesama mahluk menjadi terjajah atau susah karenanya.
Kita harus tahu (harus nyaho) dan kenal dulu dengan SESEMBAHAN kita, sebab kalau tidak tahu atau tidak kenal sama saja dengan menyembah berhala. Untuk tahu/kenal dengan SESEMBAHAN kita, kita harus tahu dengan diri kita sendiri; diri kita hidup kenapa? Hidup adalah gerak. Cari sumber hidup kita di dalam diri kita sendiri, jangan keluar dari diri entar kesasar.
Semuanya berawal dari diri sendiri dan berakhir dari diri sendiri juga.
Dari mana asalnya diri ? dikaji dengan mendalam jangan katanya, katanya kitab atau katanya yang lain (ulah euceuk), nyahokeun, buktikan.
Kita lahir merocot ke dunia telah dikasih kitab suci di dalam diri kita, setelah dewasa kita tidak sadar bahwa sebenarnya ada yang menuntun dalam hati kita ke arah welas asih kepada sesama atau pada kebencian kita, mana yang akan kita pilih. Isi dunia ini hanya ada dua (kalimah kalih) mana yang mau kita pilih sebab kudu boga pamilih. Setiap pilihan kita ada dampaknya ada akibatnya, ini adalah suatu yang nyata yang tidak bisa dihapus. Sebab akibat di alam semesta raya ini sering disebut hukum alam;  ...... alam ini oleh SS Jenar disebut Malaikat.
Hubungan Manusia dengan Sumber Hidupnya ibarat Madu dengan Manisnya; Madu tidak dapat dipisahkan dengan Manis, tetapi Manis ada dimana-mana; bisa ada di Gula, Buah-buahan dll. Ibarat Garam dengan Asinnya, Boboko jeung Awi;( sok teangan awi dina boboko teangan boboko dina awi).
Kenali dan cari kitab suci di dalam diri yang tidak bisa sobek, baca dan pelajari sendiri untuk diri sendiri. Akan kemanakah kita setelah kita ngumbara di alam dunia ini, harus diketahui secara pasti dengan bukti untuk diri sendiri (kudu bisa paeh samemeh hirup,tapi bukan dengan cara bunuh diri).
Kenali diri sendiri , ... atur/kendalikan  pancaindra pada tempat yang sebenarnya, ..... sing nyaah kana diri, itu artinya sembahyang.
Penuhi kebutuhan pisik untuk hidup artinya mendapatkan nafkah dengan benar , berusaha terus selama hidup karena hidup adalah gerak, jangan berlebihan sehingga tidak timbul keserakahan; hasilnya serahkan kepada SUMBER HIDUP atau YANG PUNYA HIDUP. Ketika kita istirahat tidur bukankah HIDUP yang membela kita.
Temukan Guru Sejati/ Guru Murshid/Kristus/Nur Muhammad/Budha di dalam diri kita, ikuti Petunjuk DIA yang Maha Hidup. Ngelmu iku Angel lek durung Tinemu, Yen wis tinemu angel Jagane, mencari Ilmu Sejati itu susah kalau belum ketemu Guru Sejati (Guru Pribadi Murid Pribadi) kalau sudah ketemu berat menjalaninya.

Trimah mawi Pasrah, Suwung Pamrih tebih Ajrih
Langgeng tan hana susah tan hana bungah
Anteng Mantheng Sugeng Jeneng (Eyang Sosrokartono)

5 komentar:

  1. Terima kasih atas pencerahannya Lurah Semar

    BalasHapus
  2. Nuwun..tumut ngangsu kaweruh urip..

    Rahayu.

    BalasHapus
  3. Kristus, budha, mohon penjelasannya.

    BalasHapus
  4. saya ada buku versi indonesianya dari jilid 1 smp jilid 4..
    silahkan japri ke wa 081287147666

    BalasHapus

Ngening