Sang Pendiri Negara Indonesia merasa sedih melihat kondisi Bangsa Indonesia saat ini. Mental Bangsa yang dibangun dengan susah payah telah rusak diterjang arus globalisasi. Celakanya bangsa ini tidak menghadapi terjangan globalisasi dengan sifat satria, tetapi malah sifat Kurawa yang ditiru bangsa ini. Bangsa ini akan berani kalau merasa dirinya banyak dan kuat. Bangsa ini seperti Ayam, kalau diberi makan maka temannya dulu yang dipatok bukan makanannya.
Bangsa ini telah melupakan Jati Dirinya, lebih senang menggunakan budaya orang lain, bahkan budayanya sendiri dihancurkan, diharamkan karena dianggap sesat. Dianggapnya kebudayaan asing inilah yang memerdekakan dirinya, benar-benar bangsa yang ikut-ikutan; apa yang tidak sesuai dengan pakem kitabnya dihancurkan; tetapi tetap mereka berani karena keroyokan.
Sekelompok orang mendirikan ormas, gang dan sebagainya; pekerjaannya sebenarnya tidak lebih menjadi centeng, tukang tagih, menakut-nakuti si lemah. Mereka menjadi anjing / bull dog bagi multi national company. Dulu pendahulu mereka menjadi tukang pukul, tukang tagih Kompeni (VOC/perusahaan multi national) sekarang penerusnya sami mawon menjadi debt collector dari multinational company. Dulu bangsa ini dijajah oleh VOC sekarang pasca Bung Karno, bangsa ini dijajah oleh Modern Multi National Company juga.
Para ulama dan tokoh agama sibuk dengan sareat-sareat agamanya dan mereka sudah dibuat gemuk kebanyakan daging oleh Penjajah Modern ini.
MERDEKA !!!!!!
"Baya sira arsa mardhi kamardhikan aywa samar sumingkiring dhur kamurkan" - Lurah Semar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar